Money Management Untuk Saham
Dalam dunia saham, money management adalah proses di mana investor melakukan perencanaan dalam alokasi dana investasi yang dimilikinya yang di dalamnya termasuk alokasi kas, alokasi dana investasi, alokasi dana trading, dan alokasi untuk cadangan kerugian.
Fungsi money management untuk saham adalah agar seorang investor atau trader memiliki acuan bagaimana cara yang aman untuk mencapai tujuan investasi mereka.
Tanpa money management, maka bisa saja seorang investor melakukan investasi sebebas-bebasnya untuk mencapai tujuan, tanpa memperhatikan kemungkinan resiko yang timbul.
Resiko yang ada di dalam investasi saham bisa membuat seluruh dana investasi habis. Hal inilah yang membuat mengapa money management saham sangat penting agar investasi/trading yang dilakukan memiliki resiko yang terjaga dengan baik.
Berikut kita bahas poin-poin penting mengenai money management :
1. MODAL
Dalam money management, modal adalah fokus utama. Modal ini adalah jumlah uang yang kita miliki yang digunakan untuk trading. Dengan adanya modal kita memiliki potensi memperoleh profit. Namun penggunaan modal ini juga memiliki resiko, yaitu resiko kehilangan sebagian atau seluruh modal karena loss.
Ada sebagian mereka yang memulai trading dengan menggunakan modal dari uang yang sebenarnya akan digunakan untuk keperluan lain, misalnya uang untuk kebutuhan sehari-hari, uang tabungan untuk kondisi darurat, atau uang yang akan digunakan untuk membayar biaya masuk sekolah anak kita.
Bahkan ada yang lebih parah lagi, yaitu modal berasal dari pinjaman atau hutang. Karena besarnya profit yang mereka bayangkan maka mereka berani mengambil resiko tersebut.
Dalam trading ada idiom “don’t trade using money that you can’t afford to lose”. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah jangan trading menggunakan uang yang Anda tidak harapkan untuk rugi. Saat kita memulai trading maka kita harus menyadari bahwa uang yang kita gunakan sebagai modal trading dapat berkurang atau habis karena kita menderita loss. Jika kita tidak ingin kehilangan uang kita maka jangan trading. Ini adalah hal mendasar yang harus dimengerti.
Dalam money management terdapat aturan 2%, yaitu maksimal Kerugian 2% dari modal account yang kita resikokan.
2. DRAWDOWN
Salah satu tujuan money management saham adalah menjaga modal kita dari drawdown yang berlebihan. Drawdown adalah jumlah penurunan modal selama jangka waktu tertentu. Drawdown ini dapat juga berupa terjadinya loss secara berturut-turut. Drawdown ini terjadi karena aktivitas trading yang kita lakukan terus menghasilkan loss sehingga terjadi penurunan account.
“Untuk memulihkan account setelah loss yang besar lebih sulit daripada yang diperkirakan. Sebagai contoh beberapa trader berpikir bahwa jika mereka mengalami drawdown sebesar 50% dari jumlah account mereka, maka mereka hanya butuh menghasilkan 50% untuk memulihkan loss tersebut. Padahal untuk memulihkan 50% drawdown ini dibutuhkan 100% karena saat terjadi drawdown tersebut kita memiliki modal yang lebih sedikit.“
Jadi, semakin besar kita menderita loss maka semakin besar pula profit yang harus kita dapat untuk mengembalikan account kita seperti semula.
DAMPAK DRAWDOWN
Sebagai contoh account dengan modal 100 juta mengalami drawdown sampai 80%. Modal di account kita saat ini tinggal 20 juta.
20.000.000 x 160% = 32.000.000
20.000.000 + 32.000.000 = 52.000.000
Dari perhitungan di atas, setelah kita mendapat profit 160% modal kita belum kembali seperti semula. Modal kita hanya kembali 50% lebih sedikit. Untuk mengembalikan modal kita seperti semula maka kita perlu mendapat profit 400%.
20.000.000 x 400% = 80.000.000
20.000.000 + 80.000.000 = 100.000.000
3. DIVERSIFIKASI
Dalam investasi, diversifikasi adalah alokasi aset, yaitu membagi aset dalam berbagai bentuk seperti saham, obligasi, komoditi, kas dan lain sebagainya. Diversifikasi ini bertujuan untuk mengurangi resiko portofolio yang dimiliki investor. Dengan membagi aset, maka jika terdapat penurunan pada satu instrumen maka diharapkan masih ada instrumen lain yang mampu memberikan keuntungan sehingga dapat menutup penurunan tersebut.
Dalam trading, money management saham berupa diversifikasi ini dilakukan oleh trader yang membuka lebih dari satu posisi sekaligus. Dengan membuka posisi secara bersamaan maka diversifikasi dilakukan untuk mengurangi resiko. Bagi trader yang hanya membuka satu posisi saja maka tidak perlu melakukan diversifikasi.
Trading block
Trading block adalah salah satu cara untuk mengorganisir diversifikasi adalah dengan menggunakan trading block. Dengan menggunakan trading block ini kita membagi account kita dalam beberapa block. Sebagai contoh misalnya kita memiliki account dengan modal sebesar 20 juta dan kemudian kita bagi dalam lima block, yaitu masing-masing sebesar empat juta. Adanya money management saham trading block ini bermanfaat membatasi posisi yang diambil sehingga kita dapat melakukan diversifikasi.
Dalam menerapkan trading block ini kita perlu menetapkan aturan-aturan sehingga diversifikasi dapat berjalan dengan baik. Berikut ini contoh aturan yang dapat kita terapkan jika kita trading saham :
- Untuk setiap saham, kita mengambil posisi maksimal hanya satu block
- Setiap sub sektor, kita mengambil posisi maksimal hanya satu block
- Dalam setiap sektor, kita mengambil posisi maksimal hanya dua block
Saat menerapkan trading block ini, berikut ini kondisi-kondisi yang dapat terjadi pada trading block tersebut :
- Semua kas. Jika kondisi pasar tidak sesuai dengan strategi kita dan tidak peluang trading yang muncul maka lebih baik kita tidak memaksakan masuk ke pasar.
- Semua posisi terbuka. Jika kondisi pasar sangat mendukung strategi kita dan banyak peluang trading yang muncul maka kita dapat menggunakan semua trading block untuk membuka posisi. Namun dalam kondisi seperti ini kita perlu berhati-hati. Jangan kita memaksakan untuk mengambil posisi pada semua tradng block karena hanya mengejar keuntungan. Setiap entri yang diambil harus tetap kita evaluasi sebelumnya.
- Sebagian kas dan sebagian posisi terbuka. Kondisi seperti inilah yang paling banyak terjadi.Adanya trading block bukan berarti kita harus menggunakan semua trading block tersebut.
4. POSITION SIZING
Position sizing adalah seberapa besar posisi yang harus kita ambil ini disebut dengan . Dalam membuat strategi trading yang benar kita harus menentukan strategi atau cara melakukan position sizing. Position sizing dibagi menjadi beberapa kategori, diantaranya :
Fixed position sizing
Fixed position sizing ini adalah position sizing yang paling mudah dan kemungkinan juga paling banyak digunakan oleh para trader. Dalam fixed position sizing ini tidak perlu perhitungan karena jumlah yang dibeli tetap. Misalnya saat trading saham kita selalu membeli sebesar 10 lot dalam kondisi apapun.
Kelemahan fixed position sizing ini adalah tidak memperhitungkan besar modal. Jika kita trading saham dan membeli saham-saham yang relatif tinggi maka position sizing ini menjadi terlalu besar. Misalkan kita memiliki modal 10 juta dan position sizing tiap transaksi sebesar 5 lot (500 lembar). Jika kita membeli saham dengan harga 1000 atau 2000 per lembar tidak menjadi masalah karena total hanya 500.000 atau 1 juta. Namun jika kita membeli saham dengan harga 15.000 per lembar maka modal kita akan terpakai sebesar 7.500.000. Jumlah ini sangat besar, yaitu 75% dari total modal yang kita miliki. Oleh sebab itu jika kita ingin menggunakan fixed position sizing ini kita perlu membuat batasan harga saham yang dapat kita beli.
Martingale position sizing
Martingale position sizing ini adalah position sizing dimana jumlah yang ditransaksikan akan meningkat jika kita mengalami loss ( Averaging Down ). Hal ini diadopsi dari dunia perjudian dan banyak diterapkan dalam trading forex. Tujuannya adalah secepat mungkin mengembalikan modal yang mengalami loss.
Position Sizing Berdasar Resiko
Perhitungan position sizing berdasar resiko ini lebih rumit daripada position sizing berdasar trading block. Kita harus menghitung jarak antara entri dan stop loss dan kemudian menyesuaikan dengan resiko per transaksi yang telah kita tetapkan. Oleh sebab itu dalam position sizing berdasar resiko ini kita sudah harus tahu dimana menempatkan stop loss saat akan membuka posisi.
Berikut ini tahapan-tahapan menghitung position sizing berdasar resiko :
- Menentukan jumlah uang yang diresikokan untuk setiap transaksi
- Tentukan harga untuk entri
- Mengatur stop loss
- Menghitung jarak antara entri dan stop loss
- Menghitung position sizing dengan membagi jumlah uang yang diresikokan dengan jarak antara entri dan stop loss
Contoh : trader A dengan account sebesar 100 juta menetapkan resiko maksimum per transaksi sebesar 2%. Trader melakukan pembelian saat harga saham pada 1500 per lembar dan menetapkan money management saham berupa stop loss pada 1300. Berikut ini perhitungan position sizing untuk transaksi tersebut :
- Jumlah yang diresikokan = 2% x 100.000.000 = 2.000.000
- Entri = 1500
- Stop Loss = 1300
- Jarak antara entri dan stop loss = 1500 – 1300 = 200
- Position sizing = 2.000.000 / 200 = 10.000 Lembar
Contoh : trader B dengan account sebesar 100 juta menetapkan resiko maksimum per transaksi sebesar 2%. Trader melakukan pembelian saat harga saham pada 2100 per lembar dan menetapkan stop loss pada 1925. Berikut ini perhitungan position sizing untuk transaksi tersebut :
- Jumlah yang diresikokan = 2% x 100.000.000 =2.000.000
- Entri = 2100
- Stop Loss = 1925
- Jarak antara entri dan stop loss = 2100 – 1925 = 175
- Position sizing = 2.000.000 / 175 = 11429 Lembar
Kelebihan Position Sizing Berdasar Resiko
Kelebihan position sizing berdasar resiko ini tentu saja sangat memperhitungkan resiko. Resiko dibatasi hanya sekian persen dari keseluruhan modal. Dengan position sizing berdasar resiko ini trader diharuskan menentukan stop loss terlebih dahulu sebelum mengambil posisi. Meskipun demikian dalam position sizing ini tetap diperlukan kedisiplinan untuk mengeksekusi stop loss atau tidak mengubah stop loss jika memang tidak ada alasan yang kuat.
Kelebihan berikutnya position sizing berdasar resiko ini adalah memperhitungkan besar modal yang kita miliki. Saat modal kita bertambah karena profit maka position sizing meningkat, sebaliknya saat modal kita berkurang karena loss maka position sizing juga lebih kecil. Ini merupakan kebalikan martingale position sizing. Sebagai contoh jika modal awal kita 100 juta dan kita menetapkan resiko maksimum per transaksi 2% maka resiko maksimum per transaksi adalah 2.000.000. Jika kemudian kita mendapat profit 5 juta sehingga modal kita menjadi 105 juta maka besar resiko maksimum per transaksi adalah 2.100.000. Sedangkan jika modal kita turun menjadi 90 juta karena loss maka besar resiko maksimum per transaksi adalah 1.800.000. Dengan position sizing ini account kita dapat terus bertumbuh saat profit dan berusaha mengamankan modal saat kita
Kelemahan Position Sizing Berdasar Resiko
Kelemahan cara penghitungan position sizing berdasar resiko ini adalah dalam satu kali transaksi kita dapat mengeluarkan modal yang sangat besar. Sebagai contoh misalnya trader yang memiliki account sebesar 100 juta dan menetapkan resiko per transaksi 2% melakukan pembelian saham pada harga 20.000 dan menetapkan stop loss pada 19.000 Berikut ini perhitungan position sizing untuk transaksi tersebut :
- Jumlah yang diresikokan = 2% x 100.000.000 = 2.000.000
- Entri = 20000
- Stop Loss = 19500
- Jarak antara entri dan stop loss = 20000 – 19500 = 500
- Position sizing = 2.000.000 / 500 = 4000
TERIMA KASIH BANYAK, SALAM CUAN !!!!